Tuesday, September 11, 2012

teman kecilku seorang pejuang


hari ini ku coba langkahkan kakiku kesuatu tempat,desa.
seperti pagi pagi sebelumnya cuaca cukup bersahabat,
sepanjang jalan kecil yang hanya berukuran 1 meter rasanya
terlihat begitu ramai yang berlalu lalang,mulai dari ibu ibu
yang hendak kepasar,maupun anak yang berseragam sekolah.

pagi ini aku  berjalan kaki,mengenakan kaos putih dipadu celana pendek berbahan batik kesukaanku dan satu tas selempang terbuat dari tikar sisa warisan zaman kuliah.
dan isi tas ku,dua bungkus roti,satu botol air putih,setegah bungkus coklat superquen sisa semalam,satu buah tab kecilku hasil cicilan dan teman setiaku buku diary putih...
hmmmmm rasanya ini perjalanan menarik.

sambil mendengarkan musik alunan keith martin dan ariel noah
serta sesekali melempar senyum pada orang orang yang tidak segaja beradu pandangan
aku menikmati keramahan ini.
dihari bebas tanpa aktifitas,aku ingin sekali melihat alam..
ini merupakan jalan pintas menuju kampung karterase,meskipun jalan yang kulalu terbilang kecil,namun sepanjang jalan banyak tanaman yang nampak terawat
dan aku melewati dua jembatan kali kecil yang airnya cukup jerih,bahkan ada beberapa ibuyang nampak mencuci pakaian disana.

akhirnya,setelah berjalan sejauh 3 kilo,menurutku jauh yang terbilang hampir tidak pernah olahraga dari jalan raya,meskipun tidak jauh dari pusat kota,kampung ini cukup bisa disamain dengan sebuah desa,karena sejauh mata memandang semua nampak hijau.
aku segera mencari tempat untuk meluruskan kedua kakiku sambil meneguk air putih yang ku bawa,aku terus memandang sekelilingku,ini adalah ladang tepatnya,ada sekitar 3 petak sawah,tanaman cabe,tomat,bawang.dan umbi umbi.
ini adalah tempat persembunyianku dan ini kali kedua aku berkunjung.biasanya selain menulis atau membaca aku coba belajar main suling,terlalu kampung sih,tapi irama yang keluar dari suling itu buatku mempunyai arti tersendiri.

ditengah menikmati suasana alam tiba tiba,aku mendengar seorang anak kecil menyapaku
dari kejauhan,mbok...mbok...mbok,sambil menghampiriku,mbok adalah pangilan untuk wamita di bali.bocah itu pun menyapaku dengan sopan,sambil membungkukkan kepalanya diapun memperkenalkan diri,guntur namanya,tanpa alas kaki dan di tangannya di memegang sisa pelepah pohon pisang.
aku sedang mencari ilham,ha ha ha ha,gunturpun bergurai dengan dialek balinya,kalau bli ilham ada mbok sedang di kali...
akhirnya guntur pun menemaniku duduk dilandang itu,sambil memakan roti yang aku bawa,aku dan guntur mulai cengkrama,guntur bilang bahwa dirinya begitu bangga ,meskipun tidak dapat meneruskan bangku smp,karena ia bisa membantu orang tuanya membeli
ikan atau teh dan gula dari hasil ia menjual cabe,bawang,dan tomat yang ia tanam 
sendirii meskipun tidak pernah lebih dari satu kilo gram perjenisnya.
aku memandang wajah guntur yang terbilang cukup terawat dari seoramg anak kamoung yang biasa bermain diladang,meskipun berkulit hitam karema sinar matahari,guntur punya kulit yang bersih,tutur bahasanya pun sangat teratur,guntur ternyata juga suka ,enari tetutama pada saat saat perayaan,ia pun tak segan memberikan contoh jemis tarian yang biasa ia lakukan,ehmm guntur ia sangat periang dan bersahabat,ketika aku pinjamkan irphone dan mendengarkan musik ia pun tak malu malu bernyanyi,ternyata guntur juga suka aril..
karena hari sudah sore akhirnya aku oamit pulang demgngan guntur,dan sebagai tanda persahabatan,aku berikan sepotong coklat untuknya.aku meneruskan perjjalananku menuju tempat kos,yaitu jalan kaki sejauh 3 kilo,kemudian sampai dijalan besar aku naik ojek motor.sepanjang berjalanan aku mengingat ingat lagi cerita guntur,bahwa miskin harta membuat orang kaya akan hati,dan guntur adalah pejuang.
kalau guntur yang berusia 11 tahun bisa berjuang untuk keluarganya,kenapa aku tidak bisa berjuang untuk hidupku sendiri.ehmm aku harus bisa seperti guntur.tks guntur.

No comments:

Post a Comment